Laman

Selasa, 22 Februari 2011

Nurdin Ada Untuk Dilawan


Nurdin Halid. Fenomena yang ajaib, yang akhir-akhir ini mencuat jadi pemberitaan di mana-mana. Tulisan ini murni opini saya akan fenomena Nurdin ini. Sungguh muak saya merasa, olahraga diwarnai nuansa politis. Nuansa yang sangat berlawanan dengan semangat olahraga itu sendiri, yakni sportivitas. Sungguh saya merasa bingung, melihat Nurdin yang sebegitu kuatnya mempertahankan kekuasaannya (baca: tirannya) sebagai ketua umum PSSI. Apa yang jadi udang di balik batu? Yaaa, kalau boleh menduga dan menebak, duit yang berputar di PSSI terlalu besar untuk sekedar ditinggalkan (baca: ditinggal lengser). Tebakan saya yang kedua, kalau-kalau Nurdin lengser, ditakutkan borok-borok Nurdin yang ditutup jadi luka yang lebar menganga. Sungguh saya tidak tahu dan hanya asal menebak. Hal lain yang lucu dari fenomena Nurdin ini adalah gagalnya George Toisutta dan Arifin Panigoro dari proses verifikasi sebagai calon ketua umum PSSI periode mendatang. Ah, capek saya menebak-nebak alasan di baliknya. Sudahlah, hal-hal lucu ini membuat saya semakin malas dengan Nurdin ini. Wong ya sepakbola itu olahraga milik orang banyak (rakyat), mbok ya dituruti aja maunya rakyat. Kan gampang. Saya cuma kasihan melihat cekcokmaricok ini memakan korban, yakni pemain sepakbola Indonesia, dan semua yang berkorban demi sepakbola beserta sportivitasnya. Ingat Nurdin, besi ada untuk berkarat, tiran ada untuk dilawan. Lepaskan kepalan ke udara untuk mendukung tidak terpilihnya Nurdin Halid.

0 cuapcuap: