Acid Segar Dari Lubang Hidung
lampu temaram kuning merah memancar dari empat sudut
cahayanya mendera mata terseret-seret membentuk garis yang sejajar dengan pelipis
suara lebah mendengung di telinga kiri seraya menarik kesadaran ke ruang bawah tanah yang lembab
sedang di telinga kanan hanya terdengar suara nging yang panjang
gendang telinga kananku sobek
pelipis mata membesar sebesar tempurung kelapa penutup payudara penari polynesia
kaki terasa menjejak lumpur
padahal ini adalah kanvas
lutut kiri bergetar tak beraturan menolak perintah untuk tegak
pinggangku terasa hilang perlahan
tetapi mata kananku masih bisa melihatnya dengan jelas
arah geraknya, potongan rambutnya, baju yang dikenakannya
kedua tanganku steady
kesadaranku maksimal
nafasku teratur
siap menerima segala yang akan dia berikan
liver blow !
dia menghujamkan liver blow ke rusuk kanan
bunyi krakk pertanda patahnya sekitar enam tulang rusukku
belum sempat aku menikmati sakit patahnya rusukku
uppercut !
dengan tangan kanannya, dia lancarkan uppercut
yang dengan sukses menggeser dagu 2 sentimeter ke kanan
geraham dan taring serta beberapa gigi seri terbebas dari gusi
belum sempat aku menikmati bergesernya daguku
jab !
jab tangan kanannya meluncur bagaikan sommersault
keras dan tentu saja cepat
tepat ke tulang hidung
mematahkannya dengan selamat
dengan sesegera mungkin acid segar warna kuning citrus beraroma lemon mengalir dari lubang hidung
sangat segar
dengan segera aku mencari nafas di sekitar kepalaku
mencoba bernafas melalui mata, karena hidung terlalu penuh dengan acid yang kental
aku mengumpulkan kesadaran yang tercecer bersama gigi-gigiku yang lepas
tetapi kepala serasa vertigo
mata kananku masih melihat dirinya dengan jelas
dengan senyumnya yang semanis lolipop, dengan tawanya yang riang
tapi aku menolak melempar handuk
cahayanya mendera mata terseret-seret membentuk garis yang sejajar dengan pelipis
suara lebah mendengung di telinga kiri seraya menarik kesadaran ke ruang bawah tanah yang lembab
sedang di telinga kanan hanya terdengar suara nging yang panjang
gendang telinga kananku sobek
pelipis mata membesar sebesar tempurung kelapa penutup payudara penari polynesia
kaki terasa menjejak lumpur
padahal ini adalah kanvas
lutut kiri bergetar tak beraturan menolak perintah untuk tegak
pinggangku terasa hilang perlahan
tetapi mata kananku masih bisa melihatnya dengan jelas
arah geraknya, potongan rambutnya, baju yang dikenakannya
kedua tanganku steady
kesadaranku maksimal
nafasku teratur
siap menerima segala yang akan dia berikan
liver blow !
dia menghujamkan liver blow ke rusuk kanan
bunyi krakk pertanda patahnya sekitar enam tulang rusukku
belum sempat aku menikmati sakit patahnya rusukku
uppercut !
dengan tangan kanannya, dia lancarkan uppercut
yang dengan sukses menggeser dagu 2 sentimeter ke kanan
geraham dan taring serta beberapa gigi seri terbebas dari gusi
belum sempat aku menikmati bergesernya daguku
jab !
jab tangan kanannya meluncur bagaikan sommersault
keras dan tentu saja cepat
tepat ke tulang hidung
mematahkannya dengan selamat
dengan sesegera mungkin acid segar warna kuning citrus beraroma lemon mengalir dari lubang hidung
sangat segar
dengan segera aku mencari nafas di sekitar kepalaku
mencoba bernafas melalui mata, karena hidung terlalu penuh dengan acid yang kental
aku mengumpulkan kesadaran yang tercecer bersama gigi-gigiku yang lepas
tetapi kepala serasa vertigo
mata kananku masih melihat dirinya dengan jelas
dengan senyumnya yang semanis lolipop, dengan tawanya yang riang
tapi aku menolak melempar handuk
3 cuapcuap:
ah..anda terlalu berlebihan...
coba kapan2 saya praktekan dengan tangan saya sendiri ya?
ke wajah anda tentunya...
salam kenal bro, saya sudah liat karya2mu sebagian. keren :)
saya juga ada coroflot.com/antownholic.com silakan mampir
welok tenan...
:D
Posting Komentar